Televisi Digital Dan Televisi Analog

Televisi Digital Dan Televisi Analog

Hasil gambar untuk Televisi


Pengertian Televisi Digital Dan Televisi Analog

TV Digital
TV Digital (DTV, Digital Television). Pada tahun 1996, pemilik stasiun TV dan pemerintah (FCC) mengadopsi standar baru yang disebut TV Digital, yaitu TV yang menggunakan sinyal digital atau rangkaian 0 dan 1. DTV lebih jelas dan interferensi pun jarang terjadi (berbeda dengan TV analog). Anda mungkin telah melihat iklan TV satelit dan TV kabel digital, tetapi sebenernya keduanya bukanlah TV digital. Kedua jenis TV tersebut mengambil sinyal analog, mengubahnya ke sinyal digital untuk ditransmisikan, lalu mengubahnya kembali menjadi sinyal analog agar bisa dilihat pemirsa TV. Sebaliknya, TV digital yang sesungguhnya meman benar-benar digital dalam segala hal: TV digital menggunakan kamera digital, transmisi digital, dan receiver signal.

Modulasi itu sendiri adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa sebuah informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi.

TV Analog
Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog.Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM.

Perbedaan antara TV analog dan TV Digital

1. Perbedaan dari segi sistem penyiaran televisi analog dan penyiaran sistem digital Pada sistem analog , semakin jauh dari stasiun pemancar televisi sinyal akan melemah dan menerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Pada sistem Digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi.

2. Jika Televisi analog signalnya lemah ( problem pada antena ) maka gambar yang diterima
akan banyak “semut”. Tapi jika Televisi digital bukan “ semut “ melainkan gambar yang lengket atau kotak-kotak  seperti kalau kita menonton DVD yang rusak.



Sejarah Perkembangan Televisi
Dewasa kini televisi yang sering kita temui adalah televisi dengan kualitas gambar yang bagus dan berbagai pilihan dari masing-masing kecanggihan yang dibawa oleh setiap merknya. Dibalik semua itu tentu ada proses yang membawa televisi kini menjadi elektronik yang canggih. Dalam penemuannya, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

pada 1876 - George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda. dan 1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis. pada1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian. lalu pada1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung. 1900 - Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris. 1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar. 1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi. 1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. lalu1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis. kemudian 1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown. 1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber. 1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis. 1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier. 1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna. 1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan. 1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis. kemudian1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali. 1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita. lalu Dekade 2000 - Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.



Perusahaan yang Memproduksi Tv Analog & Tv Digital

Sharp mulai memproduksi TV hitam putih pada 1971. Kemudian, mulai memproduksi TV berwarna tahun 1975, bersamaan dengan mulainya TVRI memancarkan siaran berwarna di Tanah Air.

Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, pada 1993, produk TV tabung (cathode ray tube/CRT) Sharp mulai menguasai pasar TV nasional. Permintaan yang cukup tinggi pada masa itu pun menjadikan Sharp mencatatkan sejarah baru dengan keberhasilannya memproduksi 3 juta unit produk TV tahun 2001.

Melihat perkembangan zaman di mana tren TV layar datar mulai berkembang, pada 2003, Sharp mulai memproduksi CRT TV layar datar di pabrik Pulogadung, Jakarta Timur. Keputusan Sharp memproduksi CRT TV layar datar mendulang kesuksesan.

Selain mampu menjadi market leader, CRT TV layar datar Sharp pun banyak meraih beragam penghargaan sebagai merek TV terbaik, antara lain Indonesia Best Brand, Top Brand, Indonesia Customer Satisfaction, Superbrand, dan lainnya.

Tonggak sejarah kembali diukir tahun 2006, ketika Sharp mulai memproduksi CRT TV layar datar seri Alexander. Dengan kekuatan fitur lokal yang diminati seluruh konsumen setianya di seluruh Indonesia, seri Alexander mampu meningkatkan performa penjualan TV Sharp dan dinobatkan sebagai CRT TV layar datar terlaris pada kurun waktu 2006-2010.

Hingga pada 2008, Sharp kembali berhasil memproduksi 10 Juta unit. Keberhasilan ini melatarbelakangi Sharp untuk memproduksi LCD TV di Indonesia pada tahun yang sama. Dengan meningkatnya permintaan produk TV Sharp, di awal 2016, Sharp memindahkan seluruh produksi TV-nya ke pabrik barunya di Karawang.

Pertimbangannya, pabrik di Karawang memiliki kapasitas produksi yang lebih besar dan didukung oleh teknologi yang lebih modern. Akhirnya, pada 28 September 2016, Sharp pun kembali menorehkan sejarah baru dengan berhasil memproduksi TV ke-20 juta unit.


Referensi:

Supriyanto.2019. https://www.nusantaratv.com/fakta/apa-itu-tv-digital (Dikutip Pada Tanggal 15 januari 2020)

servicesanken.2017. https://servicesanken.com/2017/11/07/tv-digital-dan-analog-ini-bedanya/  (Dikutip Pada Tanggal 15 januari 2020)

Rosid.2017  https://jurnal.rosid.net/migrasi-tv-analog-ke-tv-digital/ (Dikutip Pada Tanggal 15 januari 2020)


Brian K. Williams & Stacey C. Sawyer, “Using Information Technology: a practical introduction to computers & communications”, The McGraw-Hill 2007, hal. 395

Komentar

Postingan populer dari blog ini

E-LEARNING

PEMETAAN TARI TRADISIONAL INDONESIA

Nama Nama Gerak Pada Tari